Berakhlak Mulia

0 0
Read Time:5 Minute, 27 Second

Benar sekali, yang mereka lihat adalah Rey. Rey terlihat sedang berjalan dengan nenek-nenek tua sambil mendorong gerobak bersama nenek itu dan keempat sahabatnya memanggilnya.

Hari minggu pagi ini, cuacanya begitu cerah, langitnya pun biru, udaranya begitu segar, dan suara burung berkicau yang begitu merdu. Seorang anak lelaki yang bernama Ikbal pergi ke taman dekat rumahnya untuk bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Mereka telah berjanji untuk berkumpul bersama hari ini di taman. Sesampai di taman  tiga sahabat Ikbal sudah berada di sana. Mereka adalah Syakira, Zea, dan Bella.

“Hai Syakira, Hai Zea, Hai Bella, cepat banget yah kalian,” ucap Ikbal. Syakira pun bertanya kepada Ikbal,

“Hai Ikbal, kok terlambat banget sih datengnya?” tanya Syakira.

“Kami sudah menunggu begitu lama ditaman ini loh,” jawab Zea.  

“Hehehe, maaf yah udah buat kalian menunggu lama. Jadi ceritanya gini temen-temen, tadi aku bantuin ibuku membuat kue ulang tahun buat temannya,” ucap Ikbal sambil meminta maaf karena dia terlambat. “eh Rey di mana? belum datang kah dia?”

“Belum, kita tunggu aja sebentar lagi, nanti juga dia nyampe,” sahut Bella.

Hari ini mereka berempat berencana untuk mejelajah sambil mengerjakan tugas, mereka mendapatkan tugas dari sekolah untuk mengamati/mengobservasi hewan yang ada disekitar mereka. Mereka sudah berbincang begitu panjang tapi si Rey belum datang juga.

“Rey kemana yah kok lama banget?” tanya Ikbal.

“Entahlah,” ucap Zea.

“Aku juga tidak tahu!”  sahut Bella pula. “padahal kita udah janjian pukul 10.00 harus ada di taman. Sekarang   sudah pukul 11.00. Ga biasanya Rey terlambat.”

 “Iya, biasanya Rey selalu pergi tepat waktu,” Kata Ikbal.

“Bagaimana kalau kita pergi kerumahnya Rey aja?” Syakira pun membuat keputusan untuk pergi kerumahnya Rey saja.

“Boleh juga,” ucap Ikbal dan kawan-kawan lainnya.

Akhirnya keempat sahabat ini memutuskan untuk pergi kerumahnya Rey. Di tengah perjalanan mereka melihat Rey.

“Hey bukankah itu Rey?” tanya Ikbal.

“Eh iya sepertinya itu Rey,” ucap pula Zea dengan menunjukkan tangannya ke arah Rey.

Benar sekali, yang mereka lihat adalah Rey. Rey terlihat sedang berjalan dengan nenek-nenek tua sambil mendorong gerobak bersama nenek itu dan keempat sahabatnya memanggilnya.

“Rey! Rey! sedang apa kamu?” tegur Ikbal dan kawan-kawan lainnya.

“Rey kami baru aja mau menjemputmu ke rumah,” sela Bella.

“Kami menunggumu dari tadi, tapi kamu ngga dateng-dateng juga,” Kata Zea.

“Kamu habis belanja?” ucap Syakira pula.

Mereka berempat menyerang Rey dengan banyak pertanyaan.

“Hahaha… maaf ya teman-teman. Oh iya perkenalkan dulu, ini namanya Nenek Assiah, ia sekampung denganku,” Ucap Rey.

“Hai anak-anak kalian pasti teman sekelasnya Rey ya?” ucap Nenek Assiah itu.

”Jadi sewaktu aku berjalan menuju ke taman, aku melihat Nenek Assiah yang membawa banyak sekali barang-barang dengan gerobak dan ia kelihatan kelelahan, aku pun menawarkan diri untuk membantu membawa gerobaknya yang penuh dengan barang-barang bekas,” Ucap Rey yang lagi menjelaskan kronologinya kepada teman-teman.

“Iya, Nenek sungguh sangat terbantu, untung ada Rey yang bantu nenek untuk medorong gerobak ini,” Ucap Nenek Assiah.

“Oh begitu ya, kalau gitu biar kami juga ikut membantu mendorong gerobak ini Nek,” Ucap Ikbal.

“Iya biarkan kami ikut membantu juga,” kata Bella.

“Benar, Nenek tidak usah membawa gerobak,” Ucap syakira.

“Iya Nek, Nenek tidak usah medorongnya, biarkan kami yang menanganinya, Nenek tinggal terima beres aja haha.. ,” Ucap Zea.

“Wah Rey kamu sangatlah beruntung mempunyai sahabat-sahabat yang baik, terima kasih sebelumnya,” ucap Nenek Assiah yang sangat berterima kasih kepada mereka karena sudah menolongnya. Maka keempat sahabat itu pun membantu Nenek Assiah dengan membawakan gerobak itu yang penuh dengan barang-barang bekas. Sepanjang perjalanan mereka bercanda dengan riang, sesekali mereka membahas rencana penjelajahan nanti siang dan terkadang mereka bernyani besama. Tak lama kemudian mereka sampai dirumah Nenek Assiah.

“Nah kita sudah sampai dirumah Nenek, masuklah dulu untuk istirahat,” Kata Nenek Assiah.

Sementara itu Nenek Assiah masuk kedalam rumah, kelima sahabat itu menunggu diteras depan.

“Rey kamu tadi terlambat sekali, tapi karena kamu berbuat baik kami semua akan memaafkanmu,” kata Ikbal.

“Hahaha… maaf ya teman-teman,” Ucap Rey yang mengaku salah karena mereka sudah lama menunggunya.

“Kenapa kamu membantu Nenek Assiah, itu bukankah gerobaknya begitu berat? bukannya ga boleh ngebantuin, cuman nya aja padahakan gerobaknya sangatlah berat”. Kata zea yang penasaran dengan Rey mengapa ia menolong nenek itu, padahal kamu sendiri saja tidak sanggup mendorongnya.

Rey menjelaskan kepada temannya, “Wah kalian pasti lupa sama pelajaran terakhir dari Bu Guru. Itu tadi salah satu contoh akhlak mulia coba kalian ingat-ingat lagi deh. walaupun kita juga tidak mampu, setidaknya kita sudah membantu.”

Benar sekali anak Indonesia yang hebat harus memiliki karakter berakhlak mulia, selalu membantu orang lain yang membutuhkan, walaupun itu pun sederhana. Namun,  sangat berharga bagi mereka, apakah dalam hubungan kita dengan Tuhan Yang Maha Esa dan juga dalam hal sosial lainnyal. Bukan saja itu, misalnya membantu membawa barang orang karena terlalu terlalu banyak ia kesulitan memegangnya, membantu orangtua atau anak-anak menyebrangi jalan, ataupun hanya sekedar mengambil barang yang jatuh.

“Wah benar kau sangat hebat Rey,” Ucap Ikbal.

Mendengar tertawanya mereka, Nenek Assiah keluar sambil tersenyum, ia terlihat membawa kantong plastik yang berisi buah mangga.

“Nah ini ada sedikit buah mangga buat kalian sebagai ucapan terima kasih karena kalian sudah membantu Nenek,” Ucap Nenek Assiah.

“Terima kasih nek, tapi lebih baik nenek simpan aja buahnya buat nenek,kami benar-benar ikhlas membantu Nenek,” ucap Rey dengan lembut.

“Wah kalian semua sungguh anak-anak yang baik, Nenek jadi terharu. Kalian boleh main kapan aja kesini, Nenek sangat senang sekali kalau kalian datang,” Kata Nenek Assiah itu dengan rasa kagum.

“Terima kasih Nek, oh iya karena udah siang kami juga mau sekalian pamit pulang ya nek”, kata Rey.

“Iya, kami harus mengerjakan tugas,” kata Ikbal pula.

“Iya hati-hati dijalan ya, semoga tugas nya bisa cepat selesai,” Ucap Nenek Assiah. Maka Rey dan teman-temannya berpamitan untuk pulang.

Hari semakin siang petualangan mereka yang sesungguhnya baru dimulai, mengumpulkan data serangga untuk tugas sekolah. Setelah mereka mencari serangga, misi mereka pun selesai.

“Huh.. cape sekali ya hari ini udah pukul 17.00 juga nih, aku pamit pulang dulu yah,” Ucap Bella.

“Iya nih aku juga mau pulang dulu, bye teman-teman sampai bertemu dihari senin,” Ucap Ikbal. Mereka pun pulang kerumah masing-masing.

Pesan moral dari cerita diatas, ayo anak Indonesia kita sama-sama tegakkan kembali sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sikap saling tolong menolong itu dapat menumbuhkan kebaikan antar sesama. Dengan tolong menolong, kita akan merasa saling membutuhkan, sehingga kita sama akan melakukan kebaikan bersama. Bantuan sedikit apapun yang dapat diberikan kepada orang lain bisa jadi sangat berharga untuk orang tersebut.

Niswatun Zakia
Siswa SMAN 9 Aceh Barat Daya

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *